Selamat Datang di deSmarter's Blog "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang"

Jumat, 03 Juni 2016

Puisi : Keputusan

Semilir angin menemaniku dalam kesendirian. Menghembuskan penyesalan yang masih tersisa dalam kenangan. Saat kata "kita selamanya" hanyalah janji semu yang terucapkan.
Aku tak seharusnya menyesal, karena semua ini adalah keputusan. Menginggalkanmu karena sudah tak ada lagi rasa, itu yang kujadikan alasan.

Bodoh! 
Ya aku memang bodoh, meninggalkan orang yang benar tulus mencintai tanpa melihat siapa aku. Tapi hati tak bisa di paksa. Sekeras apapun aku mencoba untuk kembali memunculkan rasa cinta, tetap aku tak bisa.

Salah!
Salahku yang dulu hanya menjadikanmu pelarian, saat aku terjebak dalam cinta tanpa kepastian. Sehingga rasa cintaku hadir karena keterpaksaan, bukan keikhlasan.
Awalnya aku bahagia, saat cinta bertabur dosa begitu indah untuk dirasa. Saat duduk berdua sudah menjadi hal biasa. Saat aku mengabaikan malaikat yang menulis semua dosa-dosaku dalam buku catatanya.
Namun aku sadar. Bahwa hati dan rohaniku tak dibiasakan, menanggung beban rindu yang begitu menyita waktu dan pikiran.

Ikhlas!
Aku harus ikhlas melepaskan. Karena itu adalah keputusan. Tak perlu aku sesalkan, karena sesal hanya membuat aku semakin terpuruk, ke dalam kegalauan yang sakit begitu menusuk.
Terima kasih atas segala kisah indah yang telah kau beri. Maaf aku tak bisa menepati janji. Semoga engkau menemukan sosok yang bisa mencintaimu dengan keikhlasan, bukan keterpaksaan. Jangan lupakan segala kenangan, yang telah kita rangkai begitu indah bagaikan barisan bunga bunga ditaman. Semoga bahagia bisa kita dapatkan, walaupun kita tak lagi berjalan seiringan.

Terima kasih !
Aku bisa menjadikanmu yang pertama.
Maaf !
Aku tak bisa menjadikanmu yang terakhir.

Karya : Muhammad Baharsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar