Selamat Datang di deSmarter's Blog "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang"

Sabtu, 03 Maret 2018

Kumpulan Puisi Dari Novel Dilan 1990

Pada postingan kali ini saya akan membagikan kumpulan puisi yang ada di novel Dia adalah Dilanku tahun 1990, tahun 1991 dan Milea, Suara dari Dilan. Dari dua buku sebelumnya, puisi yang ada di novel Milea, Suara dari Dilan, lebih banyak.

Ada salah satu puisi yang dibuat oleh guru sekolah Milea, yang ditunjukan untuk Milea yang segera akan pindah sekolah, lucu dan lumayan lah, karena itu adalah hak beliau untuk mengungkapkan perasaan, hak segala bangsa.

Puisi-puisi ini merupakan gambaran begitu kangennya Dilan kepada Milea, bukan itu saja, Milea pun ternyata mempunyai kata-kata yang baik dalam membuat puisi untuk Dilan, seperti apa? silahkan dinikmati..



Dilan Bagian Pertama: Dia adalah Dilanku tahun 1990

Milea 1

(Dilan, hal 302)

Bolehkah aku punya pendapat?
Ini tentang dia yang ada di bumi
Ketika Tuhan menciptakan dirinya
Kukira Dia ada maksud mau pamer

Dilan, Bandung 1990

Milea 2

(Dilan, hal 302)

Katakan sekarang
Kalau kue kau anggap apa dirimu?
Roti cokelat? Roti Keju?
Martabak? Kroket? Bakwan?
Ayolah!
Aku ingin memesannya
Untuk malam ini
Aku mau kamu

Dilan, Bandung 1990

Jangan Jauh

(Dilan, hal 304)

Dik, jangan pergi jauh-jauh
Kan ada darahku di tubuhmu

Dilan, Bandung 1990


Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku tahun 1991

Kalau

(Dilan, hal 30)

Kalau limun menyegarkan, kamu lebih. Kalau cokelat diisi kacang mete katanya enak, tapi kamu lebih. Atau, ada roti diisi ikan tuna berbumbu daun kemangi, kamu lebih. Kamu itu lebih sehat dari buah-buahan. Tahu gak? Lebih berwarna dari pelangi. Lebih segar dari pagi. Jadi, kamu harus mengerti, ya, aku menyukaimu sampai tujuh ratusan tahunan, ditambah 500 tahunan lagi.

"Kalau aku jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku cuma suka Milea."
(Dilan, hal 30)

"PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi."
(Dilan, hal 30)

"Aku ingin sekolah yang memberi tahu lebih banyak tentangmu melalui pendekatan Fisika dan Biologi."
(Dilan, hal 31)


Dilan Bagian Ketiga: Milea, Suara dari Dilan



Kekuatan

(Dilan, hal 132)

Kalau kamu adalah kekuatan, aku adalah Dilan
Kamu sudah masuk ke mataku, meskipun aku ngantuk
Masuk lebih jauh semakin membantuku
Itu membuat darahku jadi berani kepadamu
Aku ingin tenang membawamu kalau kau mau
Berdua bersama kerak telor gratis
Kamu boleh pilih di Dago atau di Sorga

Saya dan Dia

(Dilan, hal 144)

Kalau saya adalah ini, yang membuat senyumu
Maka dia adalah orang lain yang membuat air matamu
Jangan marah kepadamu yang sudah membuat lingkungan jadi indah,
tentram dan damai
Siapkan
Sekarang, kamu ingin siapa yang datang menghiburmu?
Kepala Sekolah membawa risoles dari kantin?
Menteri Pendidikan membawa kunci jawaban?
Malaikat membawa buah-buahan dari sorga?
Pengusaha muda membawa yang harum pewangi?
Ahli nujum? Tukang pijit? Tentara? Penari?
Atau saya saja yang membawa kata-kata pilihan
Saya akan senang mengatakannya dan kamu senang
Jangan nangis, nanti kamu sakit kepala,
Ada yang perlu saya bantu?

Puisi untuk Milea

(Pak Dedi, hal 169-170)
Langit akan mendung tanpa mentari
Karena takkan lagi kulihat senyumannya
Malam akan sunyi tanpa rembulan
Karena takkan lagi kudengar tawamu

Hilang asaku hilang harapanku
Ingin teriak menembus langit yang beku dihatiku
Agar kau bisa mendengar tangisanku yang kutahan
di dalam sesak dadaku
Hanya melalui puisi ini aku ceritakan deritaku bersama getaran hatiku
Ingin aku menyapa serpihan kenangan bersamamu
Agar tidak ada kesedihan mengenangmu
Dari aku yang basah oleh air mata, Love you


Jumat Sore

(Dilan, hal 171)

Rindu sudah sampai di kepala
Menyerang jatung dan sampai usus
Aku dalam keadaan darurat
Hai, Scooby-Doo, jangan bercanda
Bisakah aku bertemu dengan Lia?
Memberi aku tempat berlindung
Dari godaan sunyi yang terkutuk

Sama-sama Bayi

(Dilan, hal 191)

Aku di mana waktu kamu masih bayi?
Aku ingin menjagamu.
Tapi, tapi, aku juga masih bayi waktu itu

Hari Lia

(Dilan, hal 191)

Pagi untuk Lia
Siang untuk Lia
Sore untuk Lia
Malam untuk Lia
Aku gak mau istirahat

Untuk Lia

(Dilan, hal 192)

Jeruk sudah dikupas tapi belum kumakan
Karena aku nunggu Lia
Segelas, lemon tea untuk berdua
Aku menunggu kapankah Lia tiba
Dan kaus kaki masih baru
Jangan sampai Lia kedinginan
Jangan kuatir
Jaketnya adalah aku sendiri untuk Lia

Bajingan

(Dilan, hal 199)

Bajingan tetap bajingan
Harus tetap bersinar di kegelapan
Dengan semangat dan kebahagiaan!
Jangan lupa rem dan jangan sampai salah belok
Atau lebih baik istirahat
di sini dan baik-baik saja

Dimana

(Milea, hal 330)

Aku rindu
Dilan, kamu dimana, Dilan?
Sini!!!

Jauh

(Milea, hal 331)

Apakah kamu rindu?
Aku disini, Dilan
Jauh.. Jauh..

Oleh-oleh Khas

(Dilan, hal 332)

Pada suatu hari di tahun 1991
Aku mengunjungi tempat-tempat kenangan
Yang masih alami
Dan mengenang kejadian-kejadian
Khas tradisional dirinya
Aku membeli banyak oleh-oleh
Yang bersangkut paut dengan dirinya
Untuk suatu hari nanti aku akan merasakannya
Sendiri di sini
Untuk suatu hari aku akan memikirkannya sendiri di kamar
Ketika semuanya menjadi sebuah kenang-kenangan
Tunggu, aku kembali

Penelitian

(Dilan, hal 333)

Menurut hasil penelitianku sendiri
Kecepatan rindu menjadi sangat tinggi
Dari waktu ke waktu menjadi lebih kuat
Menjadi lebih cepat dari kecepatan cahaya
Untuk memasukkan sebagian besar dirimu
Ke dalam kepalaku!

Kesalahan Albert Einstein

(Dilan, hal 333)

Albert Einstein melakukan kesalahan
Kalau ingin benar-benar sama dengan diriku
Dia tidak memilihmu menjadi kekasihnya
Sehingga dia tidak bisa sendirian di kamar
Dan ingin bertemu denganmu!

Aku Kahlil Ghibran

(Dilan, hal 334)

Sebenarnya aku banyak yang harus dipelajari
Dari Kahlil Ghibran
Segala sesuatu yang aku baca semuanya
Memiliki hal tentang dirimu
Jadi itulah yang terjadi pada suatu hari
Kerika aku merasa menjadi Khalil Ghibran!

Menembusmu

(Dilan, hal 334)

Setiap hal ketika aku menunggumu
Waktu berjalan menjadi lebih lambat untukku
Malam berjalan lebih lambat
Siang berjalan lebih melambat
Jam dinding bergerak lebih lambat
Usia bertambah lebih lambat
Dan saat mana jantukku berdetak lebih cepat
Melebihi kecepatan cahaya
Oleh keinginan bertemu denganmu

Jarak dan Waktu

(Dilan, hal 335)

Teoriku tentang gerak lurus
Gerak lurus menjadi berubah tidak beraturan
Apabila gerak lintasannya berubah menjadi garis tidak lurus
Itu seperti aku yang bergerak mencari kecepatan
Sekarang berapa jarak yang harus aku tempuh
Berapa waktu yang aku butuhkan
Untuk bisa bertemu denganmu?

Terima Kasih

(Dilan, hal 357)
Terima kasih Lia, Terima kasih dulu kau pernah mau



Itu saja informasi tentang kumpulan puisi yang ada dalam novel Dilan dan Milea. Jangan baper, selamat bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar